
Kab.Kediri (MAN 3) – Suasana Ruang Guru MAN 3 Kediri pagi ini dipenuhi kekhusyukan. Seluruh Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) melaksanakan Ngaji Bareng rutin yang dipimpin langsung oleh Gus Imam, pada Jumat (24/10). Kegiatan ini turut didampingi oleh Kepala MAN 3 Kediri, Drs. Jamiluddin, M.Pd.I.

Dalam tausiahnya, Gus Imam mengupas tuntas tentang Kemurahan Nikmat Allah SWT kepada hamba-Nya. Beliau menekankan bahwa Allah SWT adalah Dzat yang Maha Loman (Pengasih) dan Welas (Penyayang). Namun, Gus Imam mewanti-wanti agar umat tidak terjebak dalam pemahaman yang keliru mengenai kemurahan tersebut.

“Orang yang hanya bilang Gusti Allah itu Dzat yang loman dan welas (pengasih dan penyayang), padahal para wali dan nabi tidak pernah berhenti beribadah, itu namanya bentuk iftiror (tertipu),” ujar Gus Imam.

Beliau menyamakan sikap tersebut dengan orang yang menuntut balasan surga tanpa mau beribadah dan berdoa, atau orang yang menginginkan harta tanpa mau bekerja, hanya menganggur, dan berkata, “Allah Maha segalanya, Maha Kuasa, Maha Kaya, Maha Pengasih dan Penyayang. Allah Maha Kaya, saya tidak bekerja pun sudah dapat dari Allah.”
Gus Imam kemudian mengajukan analogi yang tajam. Ada dua orang berkata: “Allah memberi ilmu bagi orang yang tidak belajar, buktinya para nabi punya ilmu tanpa susah payah,” dan yang lain berkata, “Allah kasih harta kepada sebagian orang yang tidak bekerja. Aku tidak usah bekerja karena ada orang yang tidak bekerja tapi Allah sudah memberi rahmat.”

“Pasti kita menganggap apa yang dibilang dua orang tersebut adalah orang yang bodoh dan tersenyum dengan ucapan mereka,” tegasnya.
Inti dari tausiah ini adalah ajakan untuk tidak meninggalkan amal dan usaha. Menginginkan maghfirah (ampunan) tanpa berdoa dan beramal adalah kekeliruan fatal. Beliau mengingatkan bahwa kita akan dibalas sesuai dengan apa yang kita lalui.
Gus Imam turut menyebutkan konsekuensi bagi mereka yang durhaka terhadap Allah. “Orang yang durhaka terhadap Allah, maka akan masuk Neraka Jahim, neraka tingkat keenam yang penghuninya merupakan orang-orang yang melalaikan kewajiban terhadap Allah SWT karena disibukkan oleh urusan harta dan dunia.”

Maghfirah dan kenikmatan Allah, lanjut Gus Imam, juga didapat dari amal perbuatan manusia. “Seumpama kita cari ilmu dan harta, tidak bisa hanya tergantung kemurahan Allah. Harus ada usaha yang kita lakukan. Jangan sampai meninggalkan amal.”
Lalu, di mana letak kemurahan (loman dan welas) Allah? Gus Imam menjelaskan, kemurahan Allah yang sesungguhnya adalah memudahkan kenikmatan beribadah dan diberikan kekuatan menahan syahwat. “Inilah yang merupakan Taufik dari Allah,” pungkasnya, menutup sesi ngaji bareng dengan pesan mendalam bagi seluruh GTK MAN 3 Kediri.(Humas)