info@man3kediri.sch.id

Gus Imam Ingatkan Guru: Riya’ Syirik Kecil Penghapus Amal, Sombong Penyakit Hati Sulit Sembuh

Gus Imam Ingatkan Guru: Riya’ Syirik Kecil Penghapus Amal, Sombong Penyakit Hati Sulit Sembuh

Kab. Kediri (MAN 3) – Seluruh Guru dan Tenaga Kependidikan hari ini, Jumat (21/11), larut dalam suasana khidmat mengikuti ngaji bareng bersama Gus Imam di ruang guru. Tausiyah yang disampaikan Gus Imam secara khusus menyoroti penyakit hati yang sangat merusak nilai ibadah dan ilmu seseorang, yakni Riya’ (pamer) dan Ujub (sombong). Beliau menekankan pentingnya menjaga keikhlasan niat agar amal yang dikerjakan tidak menjadi sia-sia, sekaligus menggarisbawahi dampak buruk dari keinginan diunggulkan karena pangkat atau derajat.

Gus Imam dengan tegas menyatakan bahwa Riya’ adalah bentuk syirik kecil yang termasuk dalam syirik yang samar. Beliau menjelaskan bahwa kebanyakan  ibadah dan kegiatan menuntut ilmu yang dilakukan oleh manusia sering kali didorong oleh dorongan pamer kepada sesama, bukan semata-mata mengharap Ridha Allah. “Riya’ atau pamer itu adalah perkara yang menghapus amal,” ujar Gus Imam dalam tausiyahnya. Beliau menambahkan bahwa keinginan untuk diunggulkan karena pangkat dan derajat merupakan hawa nafsu yang jika dituruti, dapat menjerumuskan seseorang ke dalam riya’ tanpa disadari.

Untuk menguatkan pesannya, Gus Imam membawakan kisah hadis yang menguatkan pe
sannya, Gus Imam membawakan kisah hadis yang memberikan peringatan sangat keras mengenai bahaya riya’. Kisah tersebut menceritakan tentang seorang yang mati syahid tapi  justru dimasukkan ke dalam neraka. Allah SWT berfirman kepadanya melalui malaikat. Gus Imam mengutip langsung, “Kamu mati di medan perang tujuanmu sudah diucapkan manusia yaitu mau dianggap ‘kendel’ atau ‘berani’, itulah ganjaranmu yang sudah diucapkan manusia.”

Kisah ini menekankan bahwa amal sebesar apapun, jika didasari niat pamer, hanya akan mendapatkan ganjaran berupa pujian fana di dunia, bukan pahala abadi diakhirat. Selain Riya’,Gus imam juga membahas tuntas mengenai Ujub atau sombong, yang disebutnya sebagai penyakit hati yang sulit disembuhkan. Menurut beliau, sombong adalah ketika manusia menganggap dirinya lebih mulia atau lebih baik dari orang lain. Sifat ini sangat berbahaya karena dapat merusak kemuliaan diri. Gus Imam secara lugas menyimpulkan akar dari sifat sombong, “Hasil sombong dari lisan adalah ‘Aku’,” katanya, merujuk pada dominasi ego yang menafikan peran Allah dan orang lain.

 Acara ngaji bareng ini ditutup dengan harapan besar agar para pendidik mampu menjadikan tausiyah Gus Imam sebagai panduan utama dalam bekerja dan beribadah. Dengan memahami perbedaan antara ajrun (pahala dari amal saleh) dan magfiroh (ampunan), mereka diingatkan untuk senantiasa mengejar amal yang bernilai ikhlas. Pesan utama yang dibawa pulang adalah keharusan menjaga niat dan melawan ‘Aku’ yang menjadi sumber segala penyakit hati.(Humas)