
Kab.Kediri (MAN 3) – Suasana khidmat menyelimuti ruang guru Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 3 Kediri saat para Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) mengikuti pengajian rutin bersama K.H. Imam Baihaqi, atau yang akrab disapa Gus Imam. Dalam kegiatan yang berlangsung pada Jumat (12/9) ini, pengasuh Pondok Pesantren Ma’hadut Tholabah tersebut mengajak para pendidik untuk lebih mendalami pentingnya menjaga lisan dalam kehidupan sehari-hari.

Kegiatan yang merupakan program rutin bidang keagamaan ini dibuka oleh Kepala MAN 3 Kediri, Jamiluddin, yang menekankan pentingnya siraman rohani untuk menjaga semangat dan keikhlasan dalam mendidik. Seluruh GTK yang hadir tampak antusias menyimak setiap untaian nasihat yang disampaikan Gus Imam, menjadikan pengajian ini sebagai momen untuk mengisi kembali energi spiritual di tengah padatnya aktivitas akademis.

Dalam tausiahnya, Gus Imam mengupas secara mendalam delapan perkara yang harus dijaga oleh lisan. Namun, beliau memfokuskan pada dua poin krusial yang sering kali dianggap sepele namun berdampak besar, yaitu mendoakan keburukan bagi orang lain dan kebiasaan mengejek. Menurutnya, lisan yang baik adalah cerminan dari hati yang bersih.

“Hendaklah engkau memelihara lidahmu dari mendoakan celaka terhadap siapa saja dari makhluk Allah. Jika ada yang menzalimi engkau, maka serahkanlah urusannya kepada Allah SWT, karena Dia adalah hakim yang paling adil,” pesan Gus Imam. Beliau menekankan bahwa kesabaran dan tawakal saat terzalimi memiliki derajat yang lebih mulia daripada melontarkan doa buruk.

Lebih lanjut, Gus Imam juga menyoroti bahaya dari candaan yang melampaui batas hingga menjadi olokan atau ejekan. “Sebagai seorang muslim, kita diminta menjaga lidah dari mengolok-olok orang lain, baik dalam ucapan yang sungguh-sungguh maupun sekadar bergurau. Perbuatan demikian dapat menyakitkan hati dan merusak persaudaraan,” jelasnya.

Pengajian ini ditutup dengan doa bersama, meninggalkan kesan mendalam bagi seluruh GTK MAN 3 Kediri. Diharapkan, tausiah ini tidak hanya menjadi pengetahuan, tetapi juga menjadi pengingat untuk senantiasa menjaga adab dalam bertutur kata, sehingga tercipta lingkungan kerja yang lebih harmonis dan penuh keberkahan.(Humas)