
Kab. Kediri (MAN 3) – Suasana hening dan penuh khidmat mewarnai kajian rutin Ngaji Kitab Bidayatul Hidayah yang diikuti oleh Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) MAN 3 Kediri bersama Gus Imam, sapaan akrab K.H. Imam Baihaqi, pengasuh Pondok Pesantren Ma’hadut Tholabah, Kebondalem Kandangan, Jumat (23/5), kajian kali ini mengangkat tema lanjutan tentang Adab Puasa dan Menghindari Maksiat.

Dalam pemaparannya, Gus Imam menekankan pentingnya kesederhanaan saat berbuka puasa. “Berbukalah dengan makanan yang halal, namun jangan berlebihan. Jangan sampai porsi makan saat berbuka justru lebih banyak dari biasanya. Itu sama saja membiasakan makan dua kali dalam satu waktu,” ujarnya.

Lebih dari sekadar menahan lapar dan dahaga, puasa sejatinya adalah latihan spiritual untuk melemahkan syahwat dan memperkuat ketaatan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Bila seseorang justru mengganti waktu makan siangnya dengan makan besar di malam hari, maka nilai puasa itu akan luntur.

“Perut yang penuh dengan makanan halal saja dibenci Allah, apalagi bila dipenuhi dengan yang haram,” tegas Gus Imam.
Tak hanya membahas soal makanan, beliau juga mengajak peserta kajian untuk memahami sisi spiritual puasa sebagai jalan mendekatkan diri kepada Allah.

“Ketika engkau memahami makna puasa, perbanyaklah melakukannya sebatas kemampuanmu, karena puasa adalah dasar ibadah dan kunci pendekatan diri kepada Allah Subhanahu wa ta’ala.”

Dalam kajian tersebut, Gus Imam juga mengutip sabda Nabi Muhammad Shollallahu ‘alaihi wa sallam yang menekankan bahwa puasa adalah amalan istimewa.

“Setiap amal manusia ada balasannya kecuali puasa. Puasa adalah untuk-Ku, dan Aku sendiri yang akan membalasnya,” demikian hadits qudsi yang dikutipnya. Bahkan, lanjut beliau, “Bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada wangi minyak kasturi.”

Beliau juga menyampaikan keutamaan lain dari puasa, yaitu tentang pintu ar-Rayyan di surga yang hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang gemar berpuasa.

Menjelang akhir kajian, Gus Imam menambahkan pesan penting tentang hakikat keislaman. “Ketahuilah, agama Islam terdiri atas dua bagian: meninggalkan larangan dan menjalankan ketaatan. Meninggalkan maksiat jauh lebih sulit, karena melakukan amal kebaikan bisa dilakukan siapa saja, tapi menahan syahwat hanya bisa dilakukan oleh mereka yang benar-benar jujur dalam iman.”

Beliau pun menutup dengan sabda Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wa sallam, “Orang yang berhijrah adalah yang meninggalkan keburukan, dan orang yang berjihad adalah yang berjuang melawan hawa nafsunya.”

Dengan penyampaian yang hangat, mendalam, dan sarat hikmah, kajian kali ini diharapkan menjadi bekal berharga bagi GTK MAN 3 Kediri dalam meningkatkan kualitas ibadah dan kehidupan spiritual sehari-hari. (EW)