
Kab. Kediri (MAN 3) – Sebanyak 88 Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) MAN 3 Kediri mengadakan ziarah ke Makam Sunan Ampel di Surabaya dan Mbah Hamid di Pasuruan, Jumat (28/12).

Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk memperkuat spiritualitas dan meneladani perjuangan para ulama dan menjadi bagian dari upaya mempererat silaturahmi sekaligus menghayati nilai-nilai perjuangan para wali dan ulama yang telah berkontribusi besar dalam penyebaran Islam di Nusantara.

Rombongan GTK MAN 3 Kediri berangkat dari madrasah jalan Jombang Kandangan pukul 8 pagi dengan semangat kebersamaan. Ziarah dilaksanakan setelah salat Jumat di masjid di tempat yang sama dengan Makam Sunan Ampel Surabaya, di mana peserta melaksanakan doa bersama, tahlil, dan refleksi spiritual dengan Imam Ustadz Syaiful Anam. Sunan Ampel, salah satu dari Wali Songo, dikenal sebagai tokoh penyebar Islam yang membawa perubahan besar di tanah Jawa.

Selanjutnya, rombongan melanjutkan perjalanan ke Pasuruan untuk berziarah ke Makam K.H. Abdul Hamid atau yang akrab disapa Mbah Hamid, seorang ulama kharismatik yang terkenal dengan kesalehannya. Di sana, peserta kembali melaksanakan doa bersama dimpin Ustadz Moh. Hudlori memohon keberkahan, dan mengambil hikmah dari perjalanan hidup Mbah Hamid yang penuh dedikasi terhadap umat.

Kepala MAN 3 Kediri, Jamiluddin menyampaikan harapannya agar kegiatan ini dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan para GTK. Kegiatan ziarah itu juga menjadi momen refleksi bagi GTK untuk terus menguatkan komitmen dalam mendidik generasi muda sesuai dengan nilai-nilai keislaman.

Dengan terlaksananya kegiatan ini, diharapkan dapat memberikan inspirasi dan motivasi dalam mendukung slogan MAN 3 Kediri sebagai madrasah JUARA, Jujur, Unggul, Aktif, Ramah dan Amanah.

MAN 3 Kediri terus berkomitmen untuk menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan pendidikan dalam setiap aktivitasnya,

“Ziarah ini bukan sekadar tradisi, tetapi juga bentuk penghormatan kepada para ulama yang telah mewariskan nilai-nilai kebaikan. Semoga kita bisa meneladani perjuangan mereka dalam kehidupan sehari-hari dan dunia pendidikan,” pungkas Jamiluddin. (EW)