Kab. Kediri (MAN 3) – Ngaji Bidayatul Hidayah Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) MAN 3 Kediri bareng Gus Imam panggilan akrab K.H. Imam Baihaqi, Pengasuh Pondok Pesantren Ma’hadut Tholabah Kebondalem Kandangan Kabupaten Kediri, Jumat (22/11) tentang Lanjutan Adab Salat
Hadirkan hatimu ketika itu. Buanglah segala bisikan dan rasa was-was. Perhatikan kepada siapa engkau sedang menghadap dan bermunajat sekarang. Hendaknya engkau malu untuk bermunajat kepada Tuhan dengan hati yang lalai dan dada yang penuh dengan bisikan dunia beserta kebejatan syahwat.
Sadarlah bahwa Allah SWT mengetahui semua yang tersembunyi di dalam dirimu dan melihat hatimu. Allah hanya menerima salatmu sesuai dengan kadar kekhusyukan, ketundukan, dan ketawaduanmu.Sembahlah Allah dalam salatmu seakan-akan engkau melihat-Nya. Apabila engkau tak melihat-Nya, sesungguhnya Dia melihatmu.
Jika hatimu tidak hadir dan anggota badanmu tidak bisa tenang maka hal itu disebabkan engkau tidak betul-betul mengenal keagungan-Nya maka Bayangkanlah jika ada seorang saleh di antara keluargamu yang melihatmu ketika engkau salat. Pada saat itu, pasti hatimu akan khusyuk dan anggota badanmu akan tenang. Lalu, tanyakan pada dirimu, “Wahai jiwa yang buruk, tidakkah engkau malu kepada Pencipta dan Tuanmu?”
Apabila engkau mampu salat secara khusyuk dan tenang karena dilihat seorang hamba yang hina, yang tak bisa memberikan manfaat atau bahaya padamu, sedang engkau mengetahui bahwa Dia melihatmu tapi engkau tak takut pada keagungan-Nya, apakah Allah SWT lebih rendah dibandingkan hamba-Nya itu? Betapa durhaka dan bodohnya engkau! Betapa engkau memusuhi dirimu itu! Obatilah hatimu dengan cara itu, barangkali ia akan menjadi hadir dalam salatmu. Salatmu hanyalah saat engkau sadar kepadanya.
“Adapun salat yang engkau kerjakan dengan hati yang lalai dan kurang khusyu’, maka hendaknya diistighfari dan ditebus dengan membayar kifarat,” pungkas Gus Imam. (EW)