Ngaji Bidayatul Hidayah GTK MAN 3 Kediri tentang Adab setelah Bangun Tidur

Ngaji Bidayatul Hidayah GTK MAN 3 Kediri tentang Adab setelah Bangun Tidur

Kab. Kediri (MAN 3) – Ngaji Bidayatul Hidayah Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) MAN 3 Kediri bareng Gus Imam panggilan akrab K.H. Imam Baihaqi, Pengasuh Pondok Pesantren Ma’hadut Tholabah Kebondalem Kandangan Kabupaten Kediri, Jumat (08/11) tentang Adab setelah Bangun Tidur.

Apabila engkau sudah bangun, lakukanlah apa yang telah kujelaskan sebelumnya padamu. Hendaklah engkau hidup teratur seperti itu dalam sisa umurmu. Apabila engkau tak bisa melakukannya secara konsisten, sabarlah sebagaimana sabarnya orang sakit ketika me­nahan pahitnya obat dan ketika menunggu saat kesem­buhan. Renungkanlah umurmu yang berusia pendek.

“Jika engkau hidup seratus tahun misalnya, maka usia tersebut sangat pendek jika dibandingkan dengan lamamu tinggal di negeri akhirat karena ia merupakan nege­ri keabadian,” terang Gus Imam.

Perhatikan bahwa jika engkau bisa bersa­bar menghadapi beban penderitaan dan kehinaan dalam mencari kehidupan dunia selama sebulan atau setahun karena berharap bisa beristirahat sesudahnya selama dua puluh tahun misalnya, lalu bagaimana engkau tak mau bersabar selama beberapa hari untuk ibadah guna meng­harap kehidupan abadi? Jangan perpanjang angan-anganmu, karena hal itu akan memberatkanmu dalam beramal.

Perhitungkanlah dekatnya kematianmu lalu ka­takan pada dirimu: Jika aku bisa bersabar menghadapi penderitaan hari ini barangkali aku mati malam nanti, dan aku akan bersabar pada malamnya karena barang­kali aku mati esok hari. Sesungguhnya kematian tidak hanya datang pada saat tertentu, kondisi tertentu, atau pada usia tertentu. Yg jelas, ia pasti datang dan harus siap dihadapi. Bersiap-siap menghadapi kematian lebih utama ketimbang bersiap-siap menghadapi dunia.

Eng­kau tahu bahwa dirimu tidak akan lama tinggal di da­lam dunia. Oleh karena itu, yang tersisa dari hidupmu barangkali hanya tinggal satu hari atau satu tarikan na­fas. Tanamkan hal ini dalam hatimu setiap hari. Pak­sakan dirimu untuk bersabar dalam taat kepada Allah Taala hari demi hari. Jika engkau memperhitungkan akan hidup selama lima puluh tahun, maka engkau akan su­lit untuk bisa bersabar dalam mentaati Allah Taala.

Manakala engkau bisa bersabar selalu setiap hari, ketika meninggal engkau akan mendapati kebahagiaan yang tak ada habis-habisnya. Sementara jika engkau me­nunda-nunda dan meremehkan, kematian itu akan men­datangimu pada waktu yg tak kau duga sehingga engkau akan menyesal dengan penyesalan yang tak ber­ujung.

Ketika pagi, sekelompok makhluk mulia bertahmid dan ketika mati datang berita yang benar itu kepada­mu, “Setelah beberapa waktu, engkau akan mengetahui kebenaran berita Al-Quran tersebut.” (QS. Shaad: 88)

“Jika sebelumnya kami sudah menunjukkan urutan wirid padamu, kami akan sebutkan di sini bagaimana cara dan adab-adab melaksanakan salat dan puasa serta bagaimana adab menjadi imam dan panutan, juga ba­gaimana melaksanakan salat Jumat,” pungkas Gus Imam. (EW)