
Kab. Kediri (MAN 3) – Ngaji Bidayatul Hidayah Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) MAN 3 Kediri bareng Gus Imam, Jumat (18/10) tentang Waktu Pelaksanaan Salat Witir.

Boleh mengerjakan salat Witir setelah salat ‘Isya’ hingga terbit fajar. Sedangkan pada sepertiga malam terakhir adalah waktu yang paling utama.

Dari ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah salat witir pada setiap bagian malam, baik di awal waktu, pertengahan, ataupun akhir malam. Salat Witir beliau selesai di waktu sahur.”

Disunnahkan menyegerakan salat witir pada awal malam bagi yang takut tidak bisa bangun pada akhir malam. Sebagaimana disunnahkan mengakhirkannya pada akhir malam bagi yang merasa yakin akan bangun di akhir malam.

Dari Abu Qatadah Radhiyallahu anhu, ia berkata, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepada Abu Bakar, “Kapan engkau salat Witir?” Dia menjawab, “Aku salat Witir sebelum tidur,” Beliau lalu bertanya pada Umar, “Kapan engkau salat Witir?” Dia menjawab, “Aku tidur kemudian salat Witir,” Dia (Abu Qatadah) berkata, Beliau berkata kepada Abu Bakar, “Engkau telah mengambilnya dengan hati-hati,”’ dan berkata kepada ‘Umar, “Engkau telah mengambilnya dengan kekuatan.”

Dari Aisyah Radhiyallahu anhu, ia berkata, “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengerjakan salat, sedangkan aku tengah tidur terlentang di atas ranjang. Jika ingin salat Witir, beliau membangunkan aku, dan aku pun salat Witir.”

“Salat Witir memiliki waktu yang dianjurkan, baik setelah salat malam maupun setelah salat Isya. Para sahabat Nabi memberikan teladan yang baik dalam pelaksanaan ibadah ini, menunjukkan pentingnya konsistensi dan kesungguhan dalam beribadah,” pungkas Gus Imam panggilan akrab K.H. Imam Baihaqi, Pengasuh Pondok Pesantren Ma’hadut Tholabah Kebondalem Kandangan Kabupaten Kediri. (EW)