
Kab. Kediri (MAN 3) –Konsul Muda Konsulat Jendral Jepang Surabaya, Nakagome Kota bersama Asisten Achmad Zinuri hadir di MAN 3 Kediri untuk acara Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Jepang MA dengan peserta sebanyak 26 Guru Bahasa Jepang Kabupaten dan Kota di Jawa Timur dan Sosialisasi Budaya dan Beasiswa Pendidikan Jepang, Selasa (08/10). Hadir pula dalam acara tersebut Fujita Yuri, Nihongo partner, berusia 21 tahun, Mahasiswi Tokyo Gaikokugo Jurusan Bahasa Indonesia.

Kegiatan tersebut dibuka oleh Kakankemenag Kab. Kediri, Achmad Fa’iz yang hadir bersama Kasi Penma, Abdulullah Rosyad didampingi Kepala MAN 3 Kediri, Jamiluddin. Dalam sambutaanya, Kakankemenag menuturkan, belajar bahasa Jepang otomotis harus belajar budayanya. Belajar bahasa Jepang memang sangat terkait dengan memahami budaya Jepang.

Bahasa dan budaya saling mempengaruhi, sehingga dengan mempelajari budaya, kita bisa lebih memahami konteks dan nuansa bahasa. Misalnya, ada banyak ungkapan dalam bahasa Jepang yang sangat dipengaruhi oleh tradisi, adat istiadat, dan cara berpikir orang Jepang.

“Dengan mengenal budaya, seperti festival, makanan, dan etika sosial, kita juga dapat berkomunikasi dengan lebih efektif dan menghargai kebiasaan mereka,” ujarnya.

Selain itu, masih menurut Kakankemenag, dalam mempelajari bahasa, sempurna karena latihan. Latihan adalah kunci dalam mempelajari bahasa. Semakin sering kita berlatih berbicara, mendengarkan, membaca, dan menulis, semakin baik keterampilan kita. Praktik juga membantu kita membangun kepercayaan diri dan memperkuat ingatan tentang kosakata dan tata bahasa. Menguasai 4 keterampilan bahasa, listening, speaking, reading, dan writing sangat penting untuk belajar bahasa Jepang dengan efektif.

“Selain itu, berinteraksi dengan penutur asli, mengikuti kelas, atau menggunakan aplikasi bahasa bisa sangat membantu,” tandasnya.

Sosialisasi Budaya dan Beasiswa Pendidikan Jepang diikuti seluruh siswa-siswi kelas XII MAN 3 Kediri, drmaksudkan untuk membantu mahasiswa internasional beradaptasi dan memahami lingkungan baru mereka. Mempelajari budaya Jepang tidak hanya memperkaya pengalaman pendidikan, tetapi juga membangun hubungan yang lebih baik dengan masyarakat setempat.

“Secara keseluruhan, sosialisasi budaya dan beasiswa pendidikan Jepang bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan saling menghargai, di mana mahasiswa internasional dapat belajar, beradaptasi, dan berkontribusi baik di Jepang maupun di Indonesia setelah menyelesaikan studi,” pungkas Nakagome Kota (EW)