Kab. Kediri (MAN 3) – Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) MAN 3 Kediri Ngaji Bidayatul Hidayah bareng Gus Imam panggilan akrab KH. Imam Baihaqi, Pengasuh Pondok Pesantren Ma’hadut Tholabah Kebondalem Kandangan, Jumat (13/09).

Kepala MAN 3 Kediri, Jamiluddin menuturkan alasan dipilihnya  Kitab Bidayatul Hidayah karya Imam Al-Ghazali memiliki banyak nilai penting, terutama dalam konteks pendidikan akhlak dan spiritual. Beberapa alasan pentingnya mengaji kitab ini adalah Panduan untuk Mencapai Hidayah.

“Kitab ini membahas langkah-langkah awal untuk mendapatkan hidayah (petunjuk) dari Allah, yang dimulai dari memperbaiki akhlak, meningkatkan ibadah, serta menjauhi perilaku buruk. Ini sangat relevan bagi siapa saja yang ingin menapaki jalan spiritual yang benar,” ujarnya.

Ke-2, Pembinaan Akhlak dan Adab. Kitab ini memberikan arahan rinci tentang adab (tata krama) dalam kehidupan sehari-hari, termasuk bagaimana berinteraksi dengan sesama manusia, menghormati guru, dan mendekatkan diri kepada Allah. Hal ini sangat penting dalam pembentukan karakter yang baik.

Ke-3, Ibadah yang Ikhlas. Imam Al-Ghazali menekankan pentingnya melakukan ibadah dengan hati yang ikhlas dan memurnikan niat. Mengaji kitab ini membantu seseorang menyadari pentingnya niat dalam setiap amal perbuatan.

Ke-4, Peringatan dari Perilaku Dosa. Kitab ini juga mengingatkan tentang berbagai dosa yang mungkin terlihat sepele, tetapi berdampak besar terhadap hubungan kita dengan Allah dan sesama manusia. Dengan memahami hal ini, seseorang bisa lebih waspada dalam menjaga perilakunya.

Ke-5, Bimbingan untuk Kehidupan Sehari-hari. Kitab ini memberikan panduan praktis dalam hal-hal seperti tata cara bersuci, shalat, serta bagaimana mengatur waktu dengan baik, yang semuanya bertujuan untuk membantu seseorang mencapai hidayah dan hidup dengan lebih berkah.

“Mengkaji Kitab Bidayatul Hidayah bukan hanya tentang memperkaya pengetahuan agama, tetapi juga sebagai langkah untuk meningkatkan kualitas spiritual dan moral seseorang dalam menjalani kehidupan yang penuh makna,” pungkasnya. (EW)